Bahaya Menjadi Juru Kembar Sabung Ayam Taji Pisau
Sabung Ayam Online ~ Juru kembar adalah orang yang dipergunakan untuk melepaskan ayamnya pada pertandingan sabung ayam ( laga ayam ). Menjadi juru kembar memang sangat mudah, hampir tidak ada perkerjaan sulit yang dilakukannya. Itu hanya berlaku untuk sabung ayam yang tidak memakai taji, lain halnya dengan yang menggunakan taji pisau.
Contohnya Guru Ketut Jebing ( 45 ) ini, Ia tewas menggenaskan setelah tertusuk taji akibat serangan ayam yang akan diadunya. Dalam sebuah arena judi tajen, di wilayah Banjar Masem, Desa Batur Selatan, Kintamani, Bangli, Guru Ketut Jebing tertusuk taji pisau.
Juru Kembar Sabung Ayam
Menurut informasi yang dihimpun dari kawasan itu korban sedang nasib naas. Saat itu, korban yang seorang bebotoh ini menjadi juru kembar ayam aduan. Tajen (Sabung Ayam) ini berlangsung di rumah Wayan Pantai, dalam rangka upacara melaspas rumah.Menurut sejumlah warga yang tinggal didekat kejadian itu berlangsung saat korban melepas ayam aduan di tengah arena tajen( arena sabung ayam ). Tetapi begitu dilepas, salah seekor ayam aduan tersebut justru memburu dan menyerang korban.
Naas-nya lagi bagi korban. Taji yang dipasang dikaki ayam tersebut justru menancap keras tepat di paha kiri korban. Akibatnya, korban mengalami luka robek yang cukup dalam hingga menyebabkan perdarahan hebat.
Bahaya Menjadi Juru Kembar Sabung Ayam
Saat itu juga korban langsung dilarikan ke RSU Bangli untuk mendapatkan pertolongan. Hanya saja, karena perdarahan hebat yang dialaminya, kondisi korban terus melemah. Sehingga, sekitar pukul 19.30 wita, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.Kapolsek Kintamani Kompol drh. Komang Tresna Arbawa Manik saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. Dijelaskan, saat kejadian korban memang menjadi juru kembar.
“Dari informasi yang kita terima, korban sebagai tukang kembar di tempat tajen. Namun, setelah ayam aduannya dilepas justru balik menyerang dirinya,” sebutnya.
Akibatnya, lanjut dia, taji yang dipasang di kaki ayam tersebut tepat menancam di paha kiri korban. “Korban meninggal karena perdarahan hebat,” tegasnya.
Sungguh malang nasih Guru Ketut Jebing, Bermaksud hanya untuk memeriahkan acara adat malah menjadi akhir bagi dirinya. Atas kejadian ini pihak pemilik rumah yang sedang melangsungkan upacara pun akhirnya harus menggelar upacara pembersihan kembali. Pasalnya, bukan darah binatang yang jadi korban tetapi ada darah manusia yang justru jadi korban.
Salam Suksess