CARA MENGOBATI FLU BURUNG SECARA TRADISIONAL

Cara Mengobati Flu Burung
Cara Mengobati Flu Burung

SABUNG AYAM ONLINEFLU BURUNG atau AVIAN INFLUENZA (AI) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus H5N1. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian unggas secara mendadak dan menyebar dengan cepat. Ayam, itik, kalkun, burung-burung liar dan sebagainya beberapa binatang lain dan juga termasuk manusia dapat terkena dari infeksi ini dan menyebabkan kematian.

Karakteristik virus flu burung adalah dapat bertahan dalam kotoran unggas dan lingkungan (air dan tanah) dalam waktu beberapa minggu dan lebih lama lagi pada suhu dingin, namun mati segera setelah dipanaskan.

Gejala Flu Burung dapat dilihat dari beberapa hal berikut :

  1. Jengger dan pial membengkak dengan warna kebiruan.
  2. Perdarahan merata pada kaki yang berupa bintik-bintik merah (ptekhi) atau ada disering disebut juga ”kaki kerokan”.
  3. Adanya cairan pada mata dan hidung (gangguan pernapasan).
  4. Keluar cairan eksudat jernih hingga kental dari rongga mulut.
  5. Diare.
  6. Haus berlebihan.
  7. Kerabang telur lembek.
  8. Tingkat kematian sangat tinggi mendekati 100% (kematian dalam waktu 2 hari, maksimal 1 minggu).

Akan tetapi jangan cemas, INDOBOLA77 telah merangkum Obat untuk FLU BURUNG secara tradisional yang telah terbukti efektif, mari kit simak  bersana rangkuman berikut ini.

TANAMAN OBAT UNTUK MENGOBATI FLU BURUNG

Adapun tanaman untuk dapat mengobati flu pada burung atau unggas adalah sebagai berikut ini :

Sirih merah, Sambiloto dan Adas

Pada siaran pers IPB pada 6 April 2013 terdapat 3 jenis tanaman yang memiliki potensi besar  sebagai penghambat infeksi virus flu burung H5N1 ke sel Vero, yaitu Sambiloto, Sirih Merah, dan Adas.  Penelitian tanaman obat herbal yang dilakukan dimaksudkan sebagai upaya preventif penanggulangan flu burung pada ayam khususnya.

Sirih merah mengobati Flu Burung

Penelitian tersebut sudah berjalan sejak tahun 2007.  Sebelumnya ada 30an tanaman obat herbal seluruh Indonesia yang diteliti oleh IPB yang bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balitro) Bogor. Ketika itu segala macam tanaman obat herbal yang dimiliki Balitro digunakan.

Singkatnya tanaman obat herbal yang berkhasiat disaring dari tahun 2007 secara in vitro.  Pada tahun 2008-2010 dilakukan uji secara in vivo. Akhirnya pada tahun 2010 mengkerucut menjadi 3 tanaman obat berkhasiat yakni sirih merah, sambiloto dan adas, yang menghasikan hasil signifikan terhadap flu burung.

fa talai jone (sambiloto) dan krua khao hor

Wabah flu burung telah menginspirasi seorang peternak ayam di Nakhon Phanom, Utara propinsi Muang – Thailand, untuk mencoba menerapkan resep obat tradisional.  Jenis resep obat tradisional tersebut adalah untuk mengobati ayam-ayam yang sakit saluran pernafasan akibat perubahan cuaca. Resep tersebut sebetulnya telah digunakan dimasa lalu untuk menyembuhkan ayam-ayam aduan yang terluka setelah diadu.

krua khao hor mengobati Flu Burung

Peternak tersebut mengkombinasikan 2 jenis tanaman obat lokal yaitu fa talai jone (sambiloto) dan krua khao hor.  Cairan dari rebusan kedua tanaman obat tersebut kemudian dicampurkan dengan pakan ternak untuk diberikan kepada ayam-ayam yang sakit.

Hasilnya dalam 3 hari ayam – ayam yang sakit membaik bahkan ada yang pulih dari sakit. Kini ide tanaman obat tersebut dimanfaatkan pula oleh beberapa peternak ayam di wilayah tersebut.  Taman obat yang pertama yaitu sambiloto sudah biasa di Indonesia, tetapi tanaman obat yang kedua tidak ada penjelasannya.

Temulawak

Ini merupakan hasil penelitian para peneliti di Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor (IPB), yang menunjukkan bahwa tanaman obat herbal temulawak (Curcuma xanthorrhiza) yang dicampur dengan sejumlah bahan obat herbal lainnya mampu mengobati dan melakukan pencegahan terhadap virus flu burung.

Ini baru diterapkan pada unggas, namun para peneliti yakin pengobatan herbal ini juga bisa diterapkan pada manusia melalui penelitian lebih lanjut.

Temulawak mengobati Flu Burung

Pengujian ramuan obat herbal temulawak tersebut telah dilakukan, dengan cara memasukkan / menyuntikkan virus flu burung pada unggas yang telah diberikan ramuan herbal. Hasilnya, unggas yang telah diberi temulawak mempunyai umur yang lebih panjang ketika disuntik virus dibandingkan unggas yang tidak diberi kombinasi temulawak.

Menurut penelitian tersebut, Ramuan obat herbal temulawak tersebut dicampur dengan temu ireng, meniran, dan sambiloto. Penggunaan temulawak ini didasarkan pada penelitiannya sebelumnya bahwa temulawak mampu menangkal perkembangan sel tumor atau kanker, yang biasanya bahan antitumor bisa menjadi antivirus karena cara kerjanya sama.

Sekian CARA MENGOBATI FLU BURUNG SECARA TRADISIONAL semoga bermanfaat bagi kita semua.

Salam Sukses INDOBOLA77.

BACA JUGA :